Segala sesuatu yang berlebihan diketahui tidakbaik termasuk dalam hal seks. Beberapa orang kadang bingung apakah dirinyamasih dalam tahap normal atau sudah hiperseks. Berikut pertanyaan yang bisamenunjukkan seseorang hiperseks atau tidak.
Dalam studi yang dilakukan oleh peneliti dariUniversity of California, partisipan diberikan pertanyaan mengenai rasa maludan juga neurotisisme. Setelah menganalisis secara statistik maka penelitimenyimpulkan bahwa neurotisisme bisa menyebabkan perilaku hiperseksual.
Orang yang memiliki gangguan neurotik impulsiftetapi berusaha untuk menghindari kecemasan akan membuatnya lebih mungkinbertindak diluar jalur melalui hiperseksualitas.
Beberapa orang ada yang dijuluki terobsesioleh seks, tapi apakah benar-benar hiperseksual atau tidak? Untukmengetahui halitu jawablah beberapa pertanyaan berikut ini, seperti dikutip dari Menshealth,yaitu :
1. Apakah Anda menganggap diri Anda tergantungpada pornografi atau perilaku masturbasi secara kompulsif?
Hal ini karena sekitar 60 persen respondenhiperseksual diketahui melakukan masturbasi secara kompulsif dan tergantungpada pornografi.
2. Apakah memiliki kebiasaan menggunakan jasapekerja seks?
Hal ini karena sekitar 17 persen respondenmelaporkan bahwa mereka secara teratur menggunakan jasa pekerja seks.
3. Apakah melakukan hubungan seks tanpa kondomdengan beberapa pasangan?
Hal ini karena sekitar 1 persen partisipanberhubungan seks tanpa kondom secara teratur.
4. Apakah secara konsisten mengkhianati pacaratau istri?
Hal ini karena 61 persen partisipan memilikiperselingkuhan secara teratur.
Jika semua pertanyaan ini dijawab dengan 'ya'dan disertai dengan kurangnya produktivitas saat sekolah atau bekeja sertamengganggu kehidupan, maka ia mengalami hiperseksual dan perlu pertolongandengan psikolog klinis. Tapi jika jawaban 'ya' hanya untuk beberapa eprtanyaan,maka belum mencapai tahap hiperseksual.
Orang yang terobsesi oleh seks dan aktivitasseksual bisa mengesampingkan hal-hal lain dan biasa disebut dengan kecanduanseks. Hal ini bukan sekedar penyakit akibat tidak bisa menahan godaan ataurangsangan seksual saja, tapi juga ketidakberdayaan untuk mengontrol perilaku.Bahkan ahli psikolog mengkategorikan kecanduan seks ini sebagai penyakit saraf.